Mengapa Homeschooling Digolongkan ke dalam pendidikan informal

Mengapa Homeschooling Digolongkan ke Dalam Pendidikan InformalPernahkah bertanya mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal? Sepertinya, pertanyaan ini diajukan oleh banyak orang karena masih banyak perdebatan dalam menentukan kategori metode homeschooling tersebut. Namun, apa kategori pendidikan yang tepat untuk homeschooling? Berikut informasinya.

Tentang Pendidikan Formal Informal, dan Nonformal

Jika membahas mengenai metode pendidikan, maka acuannya adalah UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan di Indonesia. Melalui UU ini, negara atau pemerintah Indonesia mengakui adanya tiga jenis sistem pendidikan. Yaitu:

1. Pendidikan Formal

Jenis sistem atau metode pendidikan pertama yang diakui negara adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya dan memiliki jenjang dan kurikulum yang jelas, bahkan diatur langsung oleh pemerintah melalui Kemendikbud maupun Kemenag.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang paling umum di masyarakat dan dilakukan di sekolah-sekolah. Jenis sekolah kemudian juga sangat beragam, bergantung pada kurikulum dan kebijakan lain dalam penyelenggaraan pendidikan. Lewat pendidikan formal, anak didik dijamin mendapatkan ijazah.

2. Pendidikan Non-Formal

Jenis sistem pendidikan kedua yang diakui negara Indonesia adalah pendidikan non formal. Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal lebih umum dijumpai untuk pendidikan dini misalnya PAUD, kemudian TPA, dan sekolah Minggu di gereja.

Selain itu, terdapat pula pendidikan non formal dalam bentuk kursus. Seperti kursus bermain biola, kursus berenang, kursus komputer, dan lain sebagainya. Pendidikan non formal difungsikan sebagai pendamping dari pendidikan formal untuk mengembangkan keterampilan dan ilmu peserta didik. Tidak selalu berijazah, contohnya pada kursus yang diberikan sertifikat.

3. Pendidikan Informal

Jenis sistem pendidikan yang terakhir adalah pendidikan informal. Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. Sehingga biasanya melibatkan keluarga sendiri sebagai pengajar. Misalnya orangtua mengajar anak sendiri di rumah.

Dari penjelasan di atas, homeschooling lebih tepat masuk ke dalam sistem pendidikan informal. Namun, mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal?

Mengapa Homeschooling Masuk Kategori Pendidikan Informal?

Jika muncul pertanyaan mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal? Maka pada dasarnya adalah mengacu pada pengertian yang dipaparkan di atas. Yakni ada keterlibatan dan dampingan keluarga sendiri dalam memberikan pendidikan kepada anak. Homeschooling membuat orangtua ikut terlibat dan dilakukan di rumah sendiri.

Alasan inilah yang membuatnya masuk kategori sistem pendidikan informal. Meskipun beberapa pihak juga mengatakan jika homeschooling masuk kategori pendidikan non formal. Sebab homeschooling di masa sekarang sudah dikelola lembaga penyelenggara pendidikan profesional. Sehingga ada kewajiban mendapatkan izin untuk menyelenggarakannya dari pihak terkait.

Baca juga : Homeschooling Bandung 

Pada dasarnya tidak masalah menempatkan sistem homeschooling antara pendidikan non formal maupun informal. Sebab melihat UU yang dipaparkan di atas, keduanya berada pada posisi yang sama atau setara. Kesamaannya dilihat dari ijazah, dimana harus menjalani penyetaraan dengan mengikuti Ujian Nasional sesuai ketetapan pemerintah.

Jadi, jika anak didik sekolah informal dan non formal membutuhkan ijazah maka harus mengikuti ujian penyetaraan terlebih dahulu. Sehingga bisa mendapatkan ijazah kejar paket dengan jenjang yang sesuai. Jika lulusan homeschooling tingkat SD maka bisa mengikuti UN untuk ijazah kejar paket A, begitu seterusnya.

Pendapat yang menguatkan mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal. Adalah dari proses mendapatkan ijazah tersebut. Sebab sejauh ini, lembaga kursus tidak mewajibkan peserta didiknya untuk mengikuti ujian kesetaraan. Begitu juga dengan pendidikan non formal seperti TPA, sebab tidak ada proses penyetaraan ijazah.

Sementara anak didik dengan sistem homeschooling perlu proses penyetaraan ijazah untuk bisa mendapatkan bukti kelulusan dan dianggap setara. Selain itu ijazah ini bisa menjadi modal bagi peserta didik tersebut untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Alasan ini yang menguatkan homeschooling lebih condong ke pendidikan informal.

Kelebihan Metode Homeschooling

Setelah memahami alasan mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal. Maka bisa memahami juga berbagai alasan yang membuat sistem pendidikan ini perlu dipertimbangkan atau dijadikan pilihan. Yakni karena beberapa kelebihan berikut ini:

1. Anak Belajar dengan Maksimal

Homeschooling membuat anak mendapatkan perhatian maksimal dari guru, saat ada kesulitan guru bisa tahu dan segera mengatasinya. Anak kemudian bisa belajar dengan maksimal dan memahami materi pembelajaran dengan baik. Apalagi ditunjang dengan suasana tempat yang mendukung, yakni yang nyaman karena di rumah sendiri.

2. Pembelajaran Lebih Fleksibel

Bagi orangtua yang ingin anaknya tetap mendapatkan pendidikan berkualitas dengan segala keterbatasan. Baik karena kesibukan padat maupun karena adanya keterbatasan fisik. Sistem homeschooling tepat dijadikan pilihan karena semua unsur pendidikan sangat fleksibel. Mulai dari waktu, durasi, materi, sampai metode pembelajaran.

3. Bakat dan Minat Anak Terasah dengan Baik

Sistem homeschooling membuat anak menjadi subjek kegiatan pembelajaran. Dimana guru dan orangtua yang memberi dampingan akan mengamati minat dan bakat anak. Sehingga mereka bisa menyiapkan materi yang tepat agar bakat dan minat tersebut berkembang dengan baik.

4. Anak Menikmati Pengalaman Belajar

Kelebihan menarik lainnya dari metode homeschooling adalah memberikan pengalaman terbaik kepada anak selama belajar. Pendidikan formal yang cenderung kaku dan terkungkung aturan, kadang membuat anak merasa tertekan. Namun di homeschooling yang sangat fleksibel anak bisa menikmati pembelajaran karena disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginannya.

Dengan segala kelebihannya, homeschooling tentu menjadi pilihan yang tepat. Apalagi lulusannya bisa tetap mendapatkan ijazah. Yakni sesuai dengan penjelasan mengenai jawaban dari pertanyaan mengapa homeschooling digolongkan ke dalam pendidikan informal yang dipaparkan di atas.

Share on email
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *